Kali ini pun sama, Tetapi Alhamdulilah saat ini aku mengetahui kepada siapa aku harus bertanya dan berkeluh kesah. Masih ada Allah Ta’ala yang akan selalu membimbingku dan sebaik – baiknya perencana. Disaat hati sedang bingung, Disaat itu otak ku mampu mengakses memori – memori yang sudah using dan terlupakan.
Seperti mengingat masa – masa SMP dan SMA, Disaat itu aku tahu apa yang harus aku lakukan karena saat itu aku sudah menetapkan cita – cita ku. Yap, cita – cita ku saat itu adalah menjadi seorang pemain sepak bola professional. Dan untuk mewujudkan cita – cita ku, Sepulang sekolah aku pergi bermain sepak bola di Sekolah Sepak Bola atau SSB.
Semangat Yang Hilang
Dulu saat aku masih berseragam putih abu – abu. Aku benar – benar mengerjar cita – citaku dengan sungguh – sungguh. Aku sama sekali tidak mengeluh capek, Walaupun sebenarnya kondisi fisikku sedang turun atau sakit. Tetapi demi mewujudkan cita – citaku, Aku mengesampingkan kondisi fisikku yang sedang turun tersebut.Mengejar Mimpi Dikala Senja |
Saat itu aku tinggal di daerah Slipi, Jakarta Barat. Dan aku berlatih fisik dan Sepak Bola di Senayan. Ketika itu aku memiliki prinsip untuk menjadi yang terbaik diantara yang lain. Untuk itu aku melakukan hal yang tidak dilakukan oleh yang lainya. Aku mengendarai sepeda dari Slipi ke Senayan agar fisikku bisa lebih kuat dibandingkan yang lainnya, Selain untuk menghemat ongkos.
Apabila aku mengingat masa – masa itu, Aku menjadi tersadar betapa semangatnya aku saat itu. Rutinitasku dipenuhi dengan kegiatan – kegiatan yang jelas untuk mewujudkan cita – citaku sedini mungkin. Aku bangun jam 4 pagi untuk menyantap roti dan susu hangat, Lalu solat subuh dan berdoa.
Setelah itu aku melakukan pemanasan dan lari pagi sampai jam 5.30 pagi. Dan dilanjutkan dengan Latihan kontrol bola sampai jam 6.10 pagi. Lalu istirahat sambil mengeringkan keringat yang ada dibadan sampai jam 6.30 pagi. Mandi, rapi – rapi, dan bersiap berangkat ke sekolah jam 6.50 pagi. Sesampainya ke sekolah jam 7.00 pagi bersamaan dengan bunyi bell tanda masuk sekolah.
Pulang sekolah jam 2.30 siang, aku Kembali bersiap berangkat Latihan ke senayan jam 4.00 sore sampai jam 6.00 malam. Jadi aku baru bisa istirahat total jam 7.00 malam ketika badan sudah sangat Lelah. Tidur jam 10.00 malam setelah selesai pura – pura memegang sebuah buku agar dikira belajar oleh orang tua.
Semua Kerja Keras Ini Demi Mewujudkan Cita - Citaku Dan Membahagiakan Orang Tua |
Aku melakukan itu setiap hari dari senin sampai jumat. Capek itu pasti tapi semangat untuk mewujudkan cita – citaku membuat aku sama sekali tidak merasakan rasa Lelah dan capek. Begitulah semangatku ketika masih SMA, Tidak ada cerita nongkrong – nongkrong sampai malam atau mabok bersama dengan kawan – kawan.
Meskipun aku gagal mewujudkan cita – citaku tetapi setidaknya aku memiliki tubuh yang sehat serta fisik yang prima. Hanya saja saat ini aku tidak lagi merasakan semangat seperti itu didalam diriku. Aku benar – benar kehilangan semangat yang dahulu pernah menggebu – gebu. Entah apa yang salah, Aku sudah mencoba agar semangat itu kembali tetapi aku tidak pernah menemukanya lagi.
Kegagalan
Ketika gagal mudah untuk menyalahkan keadaan sebagai alasan, Tetapi aku mencoba untuk tidak melakukannya. Dan setelah lebih dari 10 tahun berlalu, Aku mengerahui penyebab kenapa aku gagal menjadi seorang pemain sepak bola professional. Hal itu karena aku kurang bekerja keras, Mungkin saat itu aku sudah merasa bekerja keras tetapi sebenarnya itu sangat kurang.Setelah aku telusuri lebih jauh, Aku mengetahui bahwa untuk menjadi pemain sepak bola professional dibutuhkan kerja keras yang lebih dari itu. Serta mental yang juga harus diasah secara terus menerus dan jiwa kompetitif yang kuat. Jelas saat itu aku tidak memiliki mental serta jiwa berkompetisi yang kuat.
Berusaha Mengungkap Rahasia Masa Depan |
Intinya aku sudah berusaha sekuat yang aku bisa, Tetapi hasil biarlah Allah Ta’ala yang menentukan. Dan sebagai manusia biasa aku harus bisa berbesar hati untuk menerima kegagalan yang aku terima saat itu. Karena Allah Ta’ala pasti memiliki rencana lain dibalik kegagalan ku untuk mewujudkan cita – citaku sebagai seorang pemain sepak bola.
Visi Dan Cita – Cita Yang Berubah
Setelah gagal mewujudkan cita – cita, Aku tidak patah semangat. Hanya saja aku bingung harus menjadi apa, karena dari nilai akademis ku dibawah rata- rata. Itulah sebabnya aku memilih bidang olahraga agar aku bisa memiliki pekerjaan dimasa depan. Tetapi aku harus menerima kenyataan bahwa aku sudah gagal untuk mewujudkan cita – cita ku.Sedih itu pasti, Tetapi yang terpenting saat itu adalah memutuskan untuk mengubah visi dan cita – cita ku. Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa memiliki penghasilan. Intinya, Suatu tindakan harus dilakukan dengan segera. Tapi apa ? Itu semua masih samar bagaikan janin dalam kandungan. Aku benar – benar bingung, Karena selama ini aku hanya mengasah skill ku dalam bermain bola.
Semoga Aku Bisa Menemukan Semangat Yang Dahulu Pernah Ada Di Dalam Hati |
Sekarang aku memang sudah menetapkan jalan hidupku yang baru, dan sudah menetapkan cita – citaku yang baru. Tetapi entah kenapa aku tidak merasakan semangat seperti dulu untuk mewujudkan cita – citaku saat ini. Hal – hal yang dahulu sangat aku takuti terjadi sekarang, Otomatis mau tidak mau, Suka tidak suka aku harus menghadapi itu semua.
Alhamdulilah Allah Ta’ala selalu menguatkan aku dan mempermudah segala urusanku. Mungkin semangat yang dahulu pernah menggebu – gebu didalam diriku ini hilang karena aku tidak memiliki Passion pada jalan hidup yang aku tetapkan sekarang. Mungkin ada tetapi tidak sebesar menjadi pemain sepak bola Profesional.
No comments:
Post a Comment