Lucunya dia mengaku sebagai sahabat hanya karena dia sudah lama kenal. Konyol atau memang dia ini adalah orang yang bodoh ? Jujur saja saya tidak tahu dia ini apa. Konyol atau memang dia bodoh, Yang pasti dia adalah teman palsu bagi saya. Sahabat memang suka mencela temanya tetapi bukan celaan yang justru malah menjatuhkan harga dirinya.
Sudah sewajarnya apabila seorang teman bercanda dengan temanya yang lain. Tetapi saya merasa bahwa ada kebencian atau ketidaksukaan yang tersirat pada becandaanya tersebut. Saat itu saya berfikir bahwa mungkin saya sedang baper atau semacamnya. Tetapi ternyata tidak, Mereka memang benar – benar ingin merendahkan saya di depan yang lainya.
Mengaku Sebagai Teman Bahkan Sahabat
Awalnya saya masih berfikir positif dengan mengatakan “Mereka hanya bercanda dan sayalah yang baper”. Tetapi setelah saya perhatikan dengan seksama ternyata tidak. Bukan saya yang baper tetapi candaan mereka yang kurang ngajar. Apabila saya ceritakan satu per satu maka akan sangat panjang jadi saya akan ceritakan yang inti – intinya saja.
Menurut saya mereka adalah teman palsu tidak lebih. Mereka memperlakukan saya seperti itu tetapi lucunya mereka mengaku bahwa mereka adalah sahabat saya. Dengan lantang mereka berkata “Kitakan sahabat”. Rasanya aneh sekali ketika mereka berkata demikian, Karena saya tidak merasakan kehangatan layaknya sebagai seorang sahabat, Jadi tolong jangan konyol.
Sikap Tidak Menyenangkan Mereka
Saya ingat ketika saya baru saja upload foto keluarga saya. Mereka seperti berlomba – lomba menjelekan keluarga saya dengan kata – kata yang kotor. Jujur saat itu saya ingin mengabaikan mereka tetapi adik saya malah terpancing untuk membalasnya. Saat itu juga langsung saya hapus foto keluarga saya disosial media tersebut.
Salah satu bukti bahwa mereka merendahkan saya adalah ketika kita sedang mengobrol – ngobrol santai ada salah satu dari mereka berkata “Lu juga kan naik kelas main sama kita – kita”. Saya masih ingat betul dengan kata – kata ini. dan dari situlah saya sadar bahwa mereka tidak sedang bercanda tetapi mereka sengaja merendahkan saya.
Kenapa saya direndahkan ? Jelas karena saya bukan orang yang sama seperti mereka. Kenapa saya berbeda ? Karena saya bukanlah orang kaya seperti mereka. Saya hanya orang biasa yang kemana – mana masih naik motor, Sementara mereka naik mobil. Mungkin mereka merasa lebih baik, Padahal harta yang mereka pakai hanyalah harta orang tua.
Pembalasan Untuk Para Teman Palsu
Jujur seburuk – buruknya perilaku mereka terhadap saya, Saya tetap tidak memiliki dendam apapun kepada mereka. Bahkan saya juga tidak pernah mendoakan yang buruk kepada mereka. Tetapi Allah membalas perbuatan mereka dengan sangat pedih. Orang – orang yang mencela saya saat itu keluarga mereka sekarang hancur. Mungkin sehancur perasaan sakit hati saya saat mereka mencela keluarga saya.
Kalau saya tidak salah ingat yang mencela keluarga saya waktu itu ada 2 atau 3 orang dan semuanya memiliki masalah keluarga yang sepertinya sangat berat. Yang pertama orang tuanya cerai karena sang ayah diam – diam selingkuh. Lalu teman saya ini galau dan sering mabok buat ngilangin galau. Yang kedua bapaknya udah meninggal, Gak tau deh gimana terusanya tapi kayanya kejadian itu sangat memukul teman saya tersebut. Dan ketika ayahnya meninggal saya datang memberikan support kepadanya.
Saya ikhlas melakukan hal tersebut karena saya tidak ingin menjadi orang yang jahat seperti dirinya. Lalu yang terakhir mendapatkan masalah ekonomi yang amat berat. Gimana gak berat orang duit dah abis tapi gaya hidup tetep mau borjuis. Ya susahlah. Inilah sebagian cerita pengalaman saya tentang teman palsu yang ngakunya si sahabatan.
No comments:
Post a Comment